Jakarta, 21 Juli 2016 – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) meraih peringkat pertama dalam ajang penghargaan Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands 2015 yang diselenggarakan oleh Brand Finance bekerjasama dengan Majalah SWA pada Kamis (21/7) di Jakarta. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Pengelola Brand Finance Asia Pasific Samir Dixit didampingi Pemimpin Umum SWA Kemal E.Gani kepada Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo.
Pada kesempatan itu Indra Utoyo mengucapkan terimakasih atas kepercayaan stakeholder khususnya pelanggan setia Telkom atas kepercayaan yang selama ini diberikan kepada Telkom. “Bagi kami kunci sukses menjaga nilai brand adalah menjaga company performance dan company reputation,” ujar Indra Utoyo.
Indra menegaskan bahwa investasi Telkom membangun core backbone yang menghubungkan Sabang sampai Merauke serta fiber-to-the-home (FTTH) telah meningkatkan kemampuan untuk melayani semua segmen pelanggan menjadi lebih cepat. “Layanan itu tentunya akan menambah pelanggan dan peluang menjalin kemitraan bisnis pun menjadi semakin luas,” lanjut Indra.
Di level Asia Tenggara (ASEAN), Telkom mampu mencetak Brand Value tertinggi mengungguli Singtel (Singapura), PLDT (Filipina) dan Telekom Malaysia (Malaysia). Selain itu Brand Rating Telkom juga mencetak nilai paling tinggi dibanding perusahaan telekomunikasi ASEAN lainnya.
Telkom menduduki peringkat pertama dalam Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands dengan mencatat nilai merek US$ 2,62 miliar. Selain itu, tahun ini rating merek Telkom naik dari tahun lalu, yakni AA+ menjadi AAA- yang menandakan bahwa rating merek Telkom sangat kuat.
Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands merupakan pemeringkatan 100 perusahaan publik Indonesia dengan brand value tertinggi, yang diselenggarakan oleh Brand Finance, lembaga konsultan brand internasional bekerja sama dengan Majalah SWA. Brand yang dimasukkan di dalam peringkat ini terdiri dari corporate brand dan product brand.
Metodologi yang digunakan Brand Finance untuk memvaluasi sebuah brand melibatkan performansi keuangan sebagai aspek kuantitatif dan rating dari Brand Strength Index (BSI) sebagai aspek kualitatif. Secara kuantitatif, Brand Finance menilai brand value dengan pendekatan royalty relief. Sedangkan dari sisi kualitatif, yang diukur adalah Brand Strength Index. Analisis meliputi faktor input (investasi di bidang pemasaran), brand equity (nilai goodwill) serta faktor output (dampaknya pada kinerja bisnis). Brand Finance menilai dan melakukan pemeringkatan brand serta mengukur seberapa kuat brand tersebut.
Bagi Telkom, membangun merek merupakan pekerjaan jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Telkom senantiasa melakukan inovasi untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk dan layanan yang diberikan.
Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo (tengah) menerima penghargaan Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands 20 dari Direktur Pengelola Brand Finance Asia Pasific Samir Dixit (kiri) didampingi Pemimpin Umum SWA Kemal E.Gani (kanan) di Jakarta, Kamis (21/7)