Bandung, 29 Desember 2015 – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) semakin memperluas komitmen terhadap sektor logistik Indonesia. Hal ini dibuktikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Direktur Enterprise & Business Service Telkom, Muhammad Awaluddin dengan Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi W Setijono di Graha Pos Indonesia Bandung, Selasa (29/12).
Melalui kerjasama ini Telkom mendukung dalam Sinergi Pemanfaatan Sumber Daya Perusahaan, khususnya untuk Sistem Aplikasi pendukung bisnis logistic, jasa keuangan dan E-Commerce untuk menjadikan Pos Indonesia sebagai perusahaan logistik yang menjadi “Top of Mind” di mata customer.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Enteprise & Business Service Telkom Awaluddin menjelaskan Telkom akan turut mendukung peranan Pos Indonesia melalui pemanfaatan ICT yang menjadi kompetensi utama Telkom yang memiliki portofolio solusi ICT terlengkap di Indonesia. ICT ini berupa sistem teknologi informasi berupa platform Dashboard Aplikasi (B2B2C approach) dan sistem otomasi (M2M approach). “Telkom Group siap mendukung pemenuhan kebutuhan sistem teknologi informasi di Pos Indonesia”, tambah Awaluddin.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi selanjutnya menyampaikan bahwa Pos Indonesia adalah sebuah perusahaan besar atau raksasa yang sedang tertidur sehingga memerlukan ekstra untuk membangunkannya. Dilain pihak Pos Indonesia mempunyai keunggulan dalam bidang kemapanan jaringan hingga ke pelosok. “Ini yang menjadi keunggulan yang tidak dimiliki perusahaan lain. Perusahaan yang memiliki kantor hingga ke pelosok desa terpencil adalah Pos Indonesia,” ujar Gilarsi.
Namun Gilarsi mengakui, keunggulan yang luar biasa ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Sikap yang benar adalah membangunkan dan menyadarkannya atas potensi yang dimiliki. “Yang sedang dilakukan saat ini adalah menyadarkan Pos Indonesia atas kondisi bisnis yang berkembang sekarang. Dewasa ini, landscape kompetisi sudah berubah. Berkat teknologi, masyarakat mengubah pola surat-menyurat ke bentuk elektronik atau e-mail. Surat konvensional kini dianggap sebagai snail mail lantaran geraknya lamban bak siput. Untuk itu perlu ada pendefinisian ulang bisnis inti Pos Indonesia, sehingga mampu bergerak seirama dengan landscape ekonomi atau konteks bisnis dewasa ini.
Gilarsi menambahkan, dilihat dari model bisnis sebenarnya mudah karena bisnis inti Pos Indonesia utamanya adalah logistik. Apakah surat atau parsel yang dikirim, konteks bisnisnya tetap logistik, yang membedakan dari segi ukuran. Kalau surat, berarti logistik kelas ringan. Jika yang dikirim kontainer, termasuk logistik kelas berat. Dengan peluang logistik yang luas ini Pos Indonesia keluar dari bisnis konvensional, seperti pengiriman surat, parsel, dan barang lain ke skala yang lebih besar. Pos Indonesia yang sudah siap secara infrastruktur di daerah pelosok diharapkan mampu menjawab tantangan distribusi ini.
Untuk rencana pengembangan di tahun 2016, Awaluddin menyampaikan pada tahap awal Telkom dan Pos Indonesia akan bekerjasama dalam pengembangan Infrastruktur Data Center, DRC, E-Payment untuk mendukung pengembangan Bisnis Jasa Keuangan, Retail, E-Commerce termasuk bisnis logistic with “Efficient way”. Selain itu saat ini Telkom bekerjasama dengan Pos Logistik (anak Perusahaan Posindo) untuk mengembangkan Aplikasi pendukung bisnis inti logistic yang mencakup datawarehouse, aplikasi transportasi, aplikasi finance yang hal ini dapat dikembangkan untuk proses bisnis logistik di Pos Indonesia.
“Kepercayaan dari berbagai perusahaan di berbagai industri atas dukungan ICT Telkom tentunya menjadi pendorong bagi kami untuk senantiasa meningkatkan kualitas layanan dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara”, demikian ujar Awaluddin. Wujud bakti Telkom Indonesia untuk Indonesia.**