TelkomGroup berkomitmen untuk terus bertransformasi dalam upaya keberlanjutan sekaligus mendukung target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) di 2060, dengan menetapkan baseline dan target dekarbonisasi serta menjalankan serangkaian inisiatif untuk mengurangi jejak karbon yang terangkum dalam framework Pilar ESG Telkom - Right Environmental Approach.
Kami mengambil langkah strategis untuk meningkatkan pengelolaan risiko ESG, khususnya dalam menghadapi isu perubahan iklim yang mencakup pengurangan energi, pengelolaan energi pada data center, pengelolaan limbah, efisiensi sumber daya, dan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Salah satunya melakukan dekarbonisasi melalui Program Green Data Center, mengingat pengelolaan data center menjadi salah satu penggunaan energi terbesar dalam kegiatan operasional TelkomGroup. Selain itu, kami juga mengimplementasikan pemanfaatan energi terbarukan yaitu energi matahari (solar cell) dan teknologi sel bahan bakar (fuel cell) pada BTS yang dikelola entitas anak perusahaan kami atau disebut BTS Hijau.
TelkomGroup berkomitmen mendukung target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Telkom telah menetapkan baseline dan target dekarbonisasi, serta menjalankan serangkaian inisiatif yang terangkum dalam framework Pilar ESG Telkom - Right Environmental Approach.
Telkom telah mengimplementasikan berbagai langkah untuk mendukung penggunaan energi berkelanjutan di 830 lokasi, termasuk pemanfaatan sel surya, biodiesel, dan mikro hidro. Selain itu, Telkom terus mengoptimalkan pengunaan energi solar cell dan teknologi fuel cell pada Base Transceiver Station (BTS) maupun Data Center yang merupakan penyumbang emisi dan konsumsi energi yang signifikan di perusahaan telekomunikasi. Secara keseluruhan, pada kegiatan operasional, Telkom berupaya mengurangi penggunaan listrik, kertas, dan air sehingga mampu melakukan pengurangan antara 4-21% pada tahun 2023. Dalam pengelolaan emisi, Telkom telah berhasil mengurangi emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2023, dengan pencapaian 1.724.335,18 ton CO2eq yang mengalami penurunan sebesar 7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Telkom juga mempromosikan skema Work From Anywhere (WFA) yang tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan tetapi juga mengurangi emisi yang dihasilkan dari aktivitas transportasi karyawan. Telkom pun mendorong penggunaan kendaraan listrik di kalangan karyawan.
Telkom juga telah melakukan aktivitas penanaman 45.500 pohon mangrove, revegetasi 62.150 pohon di 10 lokasi, dan rehabilitasi 3.920 terumbu karang. Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan dedikasi Telkom untuk menjaga dan memulihkan ekosistem alam serta memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Seiring dengan meningkatnya tantangan iklim, Telkom mengambil langkah strategis dalam menghadapi isu perubahan iklim dengan mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko dan peluang terkait perubahan iklim ke dalam 2 (dua) kategori yaitu fisik dan transisi mengacu pada International Financial Reporting Standards (IFRS) S2. Seluruh informasi terkait pengelolaan iklim Telkom telah dicantumkan pada Laporan Risiko Iklim Telkom 2023.
Dalam mengelola limbah dari yang dihasilkan dari aktivitas operasional TelkomGroup, kami melakukan serangkaian program dan upaya berkelanjutan secara konsisten untuk mengurangi jumlah limbah, memperpanjang usia pakai perangkat, dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan limbah diolah secara bertanggung jawab.
Kami memilah dan menyimpan perangkat yang masih dapat digunakan, memperbaiki perangkat yang rusak, dan melalui program Eduvice kami mengikutsertakan karyawan untuk turut memperpanjang umur gawai mereka untuk digunakan menjadi sumber daya pendidikan bagi masyarakat.
Kami juga mengambil langkah untuk mengurangi potensi limbah padat dengan memperkecil ukuran kartu fisik menjadi 3-in-1 untuk starter pack SIM card dan voucher fisik, serta mengganti voucher fisik dengan elektronik melalui program Go Digital Channel. Penggunaan aplikasi juga menjadi salah satu cara untuk mengurangi limbah material satu kali pakai dalam aktivitas operasional.
Telkom telah menerapkan sistem manajemen pengelolaan perangkat keras teknologi informasi yang komprehensif, mencakup komputer, server, router, serta peralatan premis pelanggan (CPE) yang sudah usang. Perangkat-perangkat ini disortir dan dikondisikan secara profesional agar dapat digunakan kembali atau disimpan sebagai pengganti sementara dan cadangan untuk keadaan darurat.
Langkah lain dalam upaya pengurangan limbah, Telkom berinisiatif untuk memperkecil ukuran kartu fisik menjadi 3-in-1 untuk starter pack kartu SIM baru dan voucher fisik. Melalui program Go Digital Channel, Telkom juga mengganti voucher fisik dengan voucher elektronik, yang tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menghemat biaya cetak, logistik, dan distribusi.
Telkom juga telah meluncurkan program Eduvice yang mendorong karyawan untuk menempatkan limbah elektronik pribadi mereka di kotak khusus yang ditempatkan di beberapa lokasi kantor. Limbah elektronik ini kemudian diproses menjadi barang bernilai tambah oleh mitra pengelola limbah. Selain itu, Telkom memfasilitasi siswa sekolah kejuruan untuk belajar memperbaiki perangkat elektronik, sehingga turut membentuk ekosistem yang minim limbah.