Jakarta, 4 Juni 2018 - Nilai merek (Brand Value) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengalami kenaikan significant di tahun 2018 menjadi sebesar USD5,2 miliar melonjak dari tahun 2017 yang sebesar USD4,33 milar. Dengan demikian Telkom berhasil mempertahankan predikat sebagai perusahaan telekomunikasi paling bernilai di Asia Tenggara, sekaligus menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia. Berdasarkan laporan Brand Finance yang dirilis Februari 2018 tersebut, menyebutkan di antara perusahaan-perusahaan terkemuka dunia, peringkat nilai merek Telkom naik ke peringkat 341 dari sebelumnya 386 pada tahun 2017 dan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang menembus Global 500.

Tidak hanya dalam hal nilai merek, Telkom juga berhasil meraih Brand Strength Index Triple A (AAA) menjadikan Telkom sebagai perusahaan dengan index merek peringkat pertama dibanding perusahaan-perusahaan lain di Indonesia.   
 
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menyambut baik hasil penilaian yang dibuat oleh lembaga konsultan merek Brand Finance tersebut, dan mengatakan saat ini Telkom tengah memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara, antara lain melalui pembangunan infrastruktur kabel optik lintas benua dari Eropa menuju Amerika, keberhasilan peluncuran dan pengoperasian Satelit Telkom 3S, serta berbagai upaya aksi korporasi dalam rangka memperkuat portofolio digitalnya, disamping juga keberadaan anak usaha TelkomGroup saat ini di 11 negara di dunia.
 
Sejumlah proyek strategis Telkom pada tahun 2017 telah dapat beroperasi mendukung layanan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat Indonesia. Diawali dengan peresmian dan pengoperasian mega proyek Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Southeast Asia Middle East West Europe 5 (SEA-ME-WE 5) serta Southeast Asia United States (SEA-US) dan menyusul tengah dilakukannya pembangunan Indonesia Global Gateway (IGG) yang akan menjadikan indonesia sebagai hub telekomunikasi dunia.
 
“Saat ini jaringan backbone serat optik milik Telkom telah tergelar dari Sabang hingga Merauke sepanjang 86.600 km. Ditambah dengan jaringan kabel laut internasional menjadi total 163.000 km atau setara empat kali keliling bumi,” jelas Arif Prabowo.
 
Menyusul kemudian peluncuran dan pengoperasian Satelit Telkom 3S yang berperan penting sebagai komplemen tulang punggung broadband nusantara khususnya untuk menjangkau kawasan terpencil, terdepan dan terluar.
 
Dari sisi performansi perusahaan, sepanjang tahun 2017, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan. Pendapatan usaha tercatat sebesar Rp 128,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2% dibanding tahun 2016. Sedangkan EBITDA tumbuh 8,6% menjadi Rp 64,6 triliun dan laba bersih naik 14,4% menjadi Rp 22,1 triliun. Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih meningkat 0,6% menjadi 17,3%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas dapat terjaga dengan baik. Performansi keuangan yang baik tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh ditengah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat.
 
“Sebagian besar bisnis digital Telkom memiliki kinerja yang semakin menguat. Telkom berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan karena didukung oleh semakin meningkatnya penggunaan data dan internet, baik oleh masyarakat perorangan maupun korporasi,” demikian Arif Prabowo.